Seorang Pegawai Transjakarta Laporkan Dugaan Malpraktek RS Anna Bekasi ke Menkes

  • Redaksi
  • 05 Maret 2019
  • 695
  • Bagikan:
Seorang Pegawai Transjakarta Laporkan Dugaan Malpraktek RS Anna Bekasi ke Menkes Ira, korban malpraktek RS Anna Bekasi

BEKASI – Warga Kota Bekasi, Ira Puspita Rahayu (38), layangkan surat kepada Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, atas dugaan malpraktek yang dilakukan RS Anna Bekasi.


Aduannya itu juga ia berikan kepada Ombudsman perwakilan Jakarta Raya, setelah sebelumnya surat juga dikirmkan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi, pada tanggal 18 Februari 2019. 


Ira meminta kasus yang dialaminya ini bisa segera diusut oleh Kemenkes dan Ombudsman. Ia menginginkan RS Anna dan dokter yang menanganinya diperiksa.


“Surat ini sengaja saya kirimkan, agar RS Anna dan dokter Bambang Yudhadi, SpB segera diperiksa,” ucapnya, Selasa (5/3/2019).


Pegawai Transjakarta ini menjalani operasi usus buntu di RS Anna, Jalan Raya Pekayon, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan, pada 11 Januari 2019. Hasil operasinya, menyebabkan luka bakar yang mengeluarkan cairan pada bagian perut sebelah kiri.


“Jam 10 pagi, saya datang ke RS Anna untuk operasi usus buntu. Setelah diperiksa fisik, saya dinyatakan siap untuk menjalani operasi. Jam 19.00 WIB, operasi dilakukan. Saya ditangani oleh dr. Bambang Yudhadi, SpB (ahli bedah). Menjelang bedah, dokter menyuntikan obat bius pertama melalui spinal, yang terasa panas di pinggang sebelah kiri. Kemudian dokter menyuntikan kedua kalinya, hingga operasi berjalan lancar,” kata Ira.


Setelah operasi dilakukan, lanjut Ira, dirinya dikembalikan ke ruang perawatan. Hanya saja, pada bagian perut sebelah kiri terdapat luka bakar yang mengelurkan air seperti cairan.


“Jam 9 malam, saya dikembalikan ke ruang perawatan setelah operasi. Diruang perawatan, keluarga saya melihat seperti luka bakar dibagian perut sebelah kiri saya dan mengeluarkan cairan. Setelah itu, perawat di panggil sama keluarga saya, perawat pun menghubungi dokter. Mereka berasumsi jika saya alergi obat,” bebernya.


Ironisnya, dokter bedah yang menangani Ira seolah lepas tanggungjawab. Ira direkomendasikan agar melakukan konsultasi dengan dokter lain, yakni dr. Citra SpKK, ahli penyakit kulit.


“Kan lukanya itu di foto, terus dikirim ke dr. Bambang. Nah dia (dokter) melah memberikan rekomendasi untuk konsul ke dr. Citra, ahli penyakit kulit. Kemudian, saya hanya diberikan salap saja,” pungkasnya.


Upaya lain juga sudah dirinya lakukan. Bahkan, ia sempat menemui owner RS Anna, dr. Yenny A Julizir, Sp, OG untuk meminta pertanggungjawaban.


Akibat luka yang tidak kunjung membaik dibagian perut sebelah kirinya, Ira memberanikan diri untuk periksa di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Hasil periksa pun dinyatakan, bahwa ia mengalami kerusakan jaringan kulit.


“Insya Allah tanggal 25 Maret saya menjalani operasi pelastik di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, akibat luka yang saya alami ini. Dokter mengatakan, pada luka saya tersebut menyebabkan kerusakan jaringan kulit,” tutupnya.


Reporter : Dika



Disarankan untuk anda