Tidak Ada Ciptaan Tuhan yang Gagal, Sebuah Paradigma Dasar dalam Mendidik Anak

  • Redaksi
  • 12 Juli 2024
  • 124
  • Bagikan:
Tidak Ada Ciptaan Tuhan yang Gagal, Sebuah Paradigma Dasar dalam Mendidik Anak Mr. Zayn Ali (kiri) menerima penghargaan setelah mengisi materi parenting di acara International Forum for Religious Tourism 23 (foto: Kabartiga.com)

JAKARTA - Anak merupakan salah satu anugerah terbesar yang Tuhan hadiahkan bagi setiap orang tua. Namun sangat disayangkan, banyak orang tua tidak menyadari hal tersebut, bahkan lebih parah dari itu, menganggap anak mereka sebagai beban keluarga. 


Mr. Zayn Ali, seorang Praktisi Pendidikan menyakini bahwa setiap anak sejatinya terlahir dengan bakat yang beragam. Bakat tersebut yang harus ditemukan, dipupuk dan ditumbuhkan. 


“Tidak ada satupun ciptaan Tuhan yang gagal. Ini harus menjadi landasan paradigma bagi kita semua, khususnya orang tua dalam memandang anak-anak mereka,” ujar Mr. Zayn pada Acara Seminar Parenting International Forum for Religious Tourism 23, Selasa (9/7/2024) di Kota Kasablanka. 


Mr. Zayn yang dikenal luas sebagai praktisi pendidikan berbasis Multiple Intelligences Research (MIR) itu menyatakan, bahwa kecerdasan tidak bisa lagi dinilai secara sempit, hanya berbasis pada angka-angka kognitif matematis. 


“Sekarang sudah tidak zaman nya lagi menilai anak cerdas hanya karena mereka bisa berhitung dan menghafal cepat. Sebab jika itu yang jadi ukuran, manusia tidak akan pernah bisa lebih cerdas dari robot,” tutur Mr. Zayn.       


Menurutnya, setiap anak memiliki 8 kecerdasan dominan, antara lain; visual, musical, kinesthetic; interpersonal, intrapersonal, linguistic, naturalistic, mathematical.   


Ia mencontohkan, seorang anak yang mampu melukis dengan indah maka dia cerdas secara visual. Anak yang mudah bergaul, cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya adalah anak yang cerdas secara interpersonal. 


“Tentu saja orang tua sebagai sekolah pertama, punya peran sentral dalam mengidentifikasi kecerdasan anak-anak mereka. Jika bakat kecerdasan itu telah ditemukan, maka orang tua tinggal mendorong dan mengarahkan anak-anak agar bisa terus berkembang sesuai bakat kecerdasannya itu,” ucap Mr. Zayn. 


CEO Lembaga LES (Language & Education Solutions) ini sangat meyakini bahwa setiap anak adalah bintang. Apabila pertumbuhan mereka difasilitasi berdasarkan bakat kecerdasannya, maka mereka akan menjadi layaknya bintang, bercahaya menerangi dunia. 


“Burung tidak bisa dipaksa berenang, ikan tidak bisa dipaksa terbang, gajah tidak bisa dipaksa memanjat. Begitupula anak-anak kita, jangan paksa dia memahami rumus ilmu-ilmu pasti apabila dia suka berimajinasi,” pungkasnya. 


Mr. Zayn membuka diri bagi siapa saja yang ingin berdiskusi maupun berkonsultasi terkait pendidikan anak melalui platform media sosial Instagram nya, @mr.zayn.ali



Disarankan untuk anda