Tercemar, Dinas LH Kota Bekasi Klaim Bukan Faktor Limbah

  • Redaksi
  • 19 September 2017
  • 252
  • Bagikan:
Tercemar, Dinas LH Kota Bekasi Klaim Bukan Faktor Limbah Presdo kali bekasi

Kabartiga.com, Bekasi – Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi mengklaim, bahwa berubahnya warna air pada kali bekasi beberapa hari ini, yang menjadi hitam pekat dan mengeluarkan busa serta bau karena disebabkan aliran turbolensi presdo bendungan kali bekasi.



“Kami sudah melakukan pengecekan mulai dari kemang pratama, ke bendungan hingga di presdo, ternyata ada aliran turbolensi, yang menyebabkan air kali bekasi berubah warna menjadi hitam, jadi bukan pembuangan limbah,” kata Kustantinah kepada kabartiga.com, di kantornya kemarin.



Tercemarnya kembali kali bekasi ini berujung diberhentikannya produksi air bersih PDAM Tirta Patriot dan PDAM Tirta Bhagasasi kepada pelanggannya.



Menurut dia, presdo adalah tempat terjunan air antara kali bekasi dan kalimalang. Turbolensi yang dihasilkan dari kedua air kali ini berdampak terangkatnya sendimen lumpur yang ada di bawah air kali bekasi.



“Kali bekasi yang buangan ke presdo, itu kan ada sebagian campuran dari kalimalang. Sedangkan di kalimalang itu sedang ada pengerukan, jadi begitu musim kemarau ini konsentrasinya akan pekat karena tidak ada hujan, sehingga sedimen lumpur-lumpur itu terangkat,” ujar Kustantinah.



Kustatinah menjelaskan, bau dan berubahnya warna air kali bekasi dari lumpur-lumpur yang terangkat ini dihasilkan dari air limbah-limbah permukiman warga, yang terendap di bawah air cukup lama.



“Lumpur-lumpur ini kan sudah cukup lama terakumulasi dari limbah-limbah domestik permukiman, sehingga ini yang menyabkan hitam dan bau. Dengan adanya kondisi septik ini, lumpur yang tinggi menyebabkan Turbidity (kekeruhan) pada air baku PDAM,” jelasnya.



Selain berdampak pada air baku PDAM, ini juga akan mempengaruhi biaya produksi air di PDAM. Wajar, kata Kustantinah, jika PDAM melakukan pemberhentian produksi air bersih karena jika di paksakan akan berdampak kepada kesehatan warga, akibat air baku yang terkontaminasi.



“Dampaknya juga kepada biaya produksinya yang tinggi karena air bakunya yang terkontaminasi dari lumpur-lumpur septik yang ada di sungai,” pungkasnya.



Kustantinah menambahkan, Air baku PDAM bisa kembali normal, jika kemarau yang sedang berlangsung ini tidak terlalu panjang karena diyakini, bahwa air sungai dapat memurnikan kekeruhan yang terjadi.



“Kalau kemarau ini lumayan panjang,  maka debit airnya pun akan semakin kecil karena Sungai ada yang namanya self purifikasi, daya untuk memurnikan air yang keruh ini,” jelasnya.



Dinas Lingkungan Hidup juga sudah menyurati   Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) agar dilakukannya segera proses restorasi atau normalisasi kali bekasi.



“Surat sudah kita kirimkan ke BBWSCC untuk segera memproses restorasi dan normalisasi das kali bekasi dari mulai Cilengsi sampai perbatasan Cikeas dan Amdalnya sudah di bahas di Provinsi saat itu,” ungkapnya.



Disarankan untuk anda